MERAPAT DI INNA PARAPAT

Melanjutkan penjelajahan kota Medan, destinasi berikutnya adalah tempat wisata yang sudah terkenal seantero dunia. Kema lagi jika bukan ke Danau Toba dan sekitarnya. Perjalanan ke Danau Toba menggunakan bis karena perginya juga berombongan dan bus meninggalkan kota Medan menjelang sore. Perkiraan waktunya 5 jam, karena jarak yang ditempuh sekitar 170 kilometer dari kota Medan.  prediksi sampai Danau Toba sekitar jam tujuh atau delapan malam. Perjalanan sore hari begitu cerah, menyusuri jalan beraspal dan luas, di kiri kanan banyak terdapat hutan tanaman perkebunan seperti karet dan pemukiman penduduk di sekitarnya. Danau Toba terletak di kabupaten Simalungun, dan kota terdekat di sana adalah Parapat. 

Sore itu hujan di beberapa tempat turun menyebabkan beberapa ruas jalan menjadi becek. Menjelang masuk kota Parapat, jalan mulai berkolek, kecil, dan banyak jalan berlubang. Berhubung malam hari, tidak banyak hal yang dapat dilihat. Tahu tahu sudah sampai di jalan pinggir danau Toba. waktu menunjukkan jam 8 malam. Sebentar kemudian setelah mengitari jalan danau, turunlah rombongan di Hotel INNA PARAPAT. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan setelah menunggu beberapa lama, barulah masuk kamar. wooooi.....ini resort di pinggir danau, jadi bukan seperti hotel di kota. Bentuk bangunan seperti bungalow, jalan naik turun...weh gempor juga....tapi kamarnya lumayan lah...seperti rumah kopel kecil. Lengkap dengan ruang tamu, kamar besar dan kamar mandi. 



Ruang tamunya tidak besar sih dan sebenarnya digunakan untuk dua kamar. Mana sempat duduk duduk di kursi tamu, karena acaranya sangat padat dari waktu ke waktu. Alhasil ruang tamu dan kamar jadi lebih sering nganggur.

Kamar terhitung sederhana, pintunya saja pakai kunci biasa...kunci sederhana. Di dalam kamar masih ada ruangan untuk duduk duduk seperti di kamar suite...tapi ya lagi lagi tidak menjadi fokus penting dalam perjalanan. 

Mungkin yang menarik dan unik justru pengalaman yang sedikit horor. Ketika sedang santap malam di ruang makan, kursi makan yang diduduki ada yang seperti digoyang goyang cukup keras, padahal tidak ada sesuatu. Hiiiii.....

Pagi sekali setelah subuh, coba melihat seputar hotel...wuih ternyata terletak di pinggir danau Toba yang indah dan melegenda. Pagi itu gerimis, untung bawa payung jadi bisa sambil jalan-jalan seputar pelataran tepi danay


Sejak lepas subuh, pemandangan elok terpapar di sepanjang danau. Kerlip kerlip lampu sisa pancar semalam memang masih sesekali nampak dan makin lama menghilang seiring meruaknya pagi. Gerimis mulai menyusuri sepanjang bibir danau yang berpasir putih di belakang hotel. Payungpun menjadi andalan teman jalan jalan menyusuri sepanjang area pinggir danau dan taman sekitar hotel.






Perjalanan belum selesai di danau Toba, pagi itu, masih ada perjalanan menyebrang ke pulau Samosir dengan kapal. Pulau Samosir ini berada di tengah-tengah danau Toba yang dulunya adalah kaldera besar yang tercipta karena ledakan besar. Perjalanan ditemph sekitar 40 menitan, dan merapat di dermaga desa Tomok. 


Begitu masuk dermaga, serasa ada nuansa magis menyergap, apalagi ketika masuk ke desa Tomok, melihat tari Sigale gale, kok jadi ngeri ya...tapi kemudian hati menjadi lega melihat banyak orang berdagang aneka barang khas suku Batak. Banyak juga barang lain yang berasal dari luar daerah, jadi memang harus tanya sana sini mana yang merupakan khas dari Sumatera Utara. Menjelang sore, kapal kembali menyeberang ke hotel. Dan esok paginya kembali ke Medan. Sungguh perjalanan yang unik dan menyenangkan....

GARUDA MASIH TAK CERIA

Kali kedua mengunjungi Medan, menempuh perjalanan langsung dari bandara Adisutjipto Jogjakarta ke bandara Kualanamo Medan. Perjalanan memakan waktu 3 jam nonstop dengan Citilink. Terasa nyaman karena terbang jelang sore hari dan sampai sekitar jam 7 malam. Ini pertama kali kaki menginjak bandara Kualanamu yang mulai beroperasi bulan Juli 2013. Bandara ini terletak di kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Bandara sebelumnya bernama Polonia, yang terletak di dekat pemukiman penduduk sehingga kurang nyaman karena beresiko kecelakaan yang cukup tinggi. 

Bandara Kualanamo adalah bandara terbesar ketiga di Indonesia, dengan bangunan megah dan moderen yang dilengkapi dengan stasiun kereta MRT yang menghubungkan bandara dengan kota Medan. Sayang tidak direncanakan naik kereta karena sudah ada panitia yang menjemput.


Perjalanan menuju kota Medan ditempuh sekitar 1 jam dengan mobil. Beberapa ruas jalan cukup macet, dan yang sering ditemui di kota ini adalah lalu lintas yang cukup ruwet dan semrawut, serta klakson yang selalu teriak teriak, hehehe... jalan raya mirip arena balap, kadang tiba tiba ada yang ngepot...weeee..sport jantung woiiii

Kali ini hotel yang digunakan untuk menginap bernama GARUDA PLAZA HOTEL yang berdekatan lokasinya dengan Istana Maimun dan Masjid Raya.  Ketika sampai di hotel, kaget juga...upps...kok rada serem yah...bangunan lama lagi...apa boleh buat, sudah terlanjur booking...dinikmati saja. Sambutan resepsionis cukup ramah, sayang layanannya lama banget....mau masuk kamar susah...baru sekitar 45 menit kemudian diberi kunci kamar. Ketika masuk kamar di lantai 3, langsung nafas tercekat....bau rokok....wadaw...akhirnya lapor ke resepsionis dan minta pindah kamar. Alhamdulillah dapat di lantai 5, bersih, no smoking room tapi tempat tidurnya dua. ya gpp lah...yang penting merem.



Sebetulnya hotel ini cukup menarik dengan menampilkan beberapa sudut khas, tapi mungkin karena bangunan lama, jadi agak susah untuk mempercantik. Ada beberapa properti yang bs dijadikan tempat berfoto seperti yang nampak di bawah ini 



Kalau cerita makan pagi, sebetulnya standar saja, tetapi di hotel ini nampaknya unsur tradisional masih cukup kental, terlihat dari beberapa makanan yang disajikan. Terkesan sederhana, dan bagi yang suka makanan sehat tradisional seperti rebusan jagung manispun ada. Di antara makanan yang lain, kebetulan nemu sejenis soto....eh soto apa ya...soto Medan ? Enak kok.....


Tak lengkap rasanya jika pergi ke Medan tak menyapa tempat tempat bersejarah. Meskipun cuma sempat beberapa saat pada malam hari, sampai juga di Istana Maimun di tengah kota. Malam hari tak menyurutkan keindahan istana, meskipun untuk beberap sudut jadi tidak terlihat jelas.


Sebetulnya masih ada banyak hal yang bisa diceritakan termasuk kehebohan menyantap durian Ucok nan terkenal itu. Selain itu juga ketemu yang namanya PULUT DURIAN. Mungkin kalau di Jawa namanya LOPIS KETAN...di Medan pulut ini diguyur saus durian. Naah ini baru enak...



Tapiiiii...ada yang lebih enak lagi....makan di restoran bersejarah....Yup. di restoran TIP TOP, sebuah restoran di Jalan Ahmad Yani, yang menjadi saksi perjalanan sejarah Indonesia. Restoran ini dibangun tahun 1929, yang dimiliki oleh pengusaha bernama Jang Kie. Semula bernama restoran Jang Kie, tetapi kemudian diubah menjadi restoran Tip Top. 

Disini ada makanan, minuman, es krim, kue dan sebagainya, semua enak enak.....mau tahu ?



Walaaaaah...uenak nan.....ternyata di Medan banyak tempat tempat dan kuliner keren.....pastinya kalau ke Medan jangan lupa beli bolu Meranti dan Bika Medan eh Bika Ambon Nyonya Zulaika. Tak lengkaplah itu kalau tak bawa makanan khas Medan. Jadi cobalah jalan lebih lama...ada banyak tempat yang kemarin belum terjelajahi. Horaaaas....


Prama Grand Preanger Bandung

Bandung selalu bikin hati kesandung.....entah mungkin  sudah ratusan kali saya naik kereta api bolak balik untuk bisa sampai di kota ini. Berawal dari tahun 2011 ketika ada acara konferensi, itulah pertama kali kaki menginjak kota Paris di Jawa. Lalu tahun berikutnya membulatkan tekat untuk mencari ilmu di kota cantik ini. Lembar-lembar jurnal perjalanan mulai terisi, penuh kegembiraan, tantangan, kadang kesedihan sampai semuanya selesai....

Tahun lalu, ada kesempatan kembali ke Bandung untuk acara yang lain, dan kebetulan berkesempatan menginap di hotel Prama Grand Preanger, yang menurut sejarahnya mulai dibuka tahun 1920. wiiih jadul banget. Terletak di jantung kota Bandung, di jalan Asia Afrika hotel ini memiliki 187 kamar dan dikelola oleh Aerowisata. Oooh pantesan, amenitiesnya semua Aerowisata, dan rupanya juga merupakan tempat menginap kru maskapai penerbangan ternama di Indonesia.

Menurut cerita mbah Wiki, sebelum jadi hotel, dulunya adalah sebuah toko. Pada saat para pemilik perkebunan di Priangan berhasil dalam usahanya tahun 1884, mereka banyak melakukan liburan di Bandung, ke sebuah toko di jalan Groote Postweg (sekarang Asia Afrika). Sayangnya toko tersebut bangkrut dan oleh seorang Belanda diubah menjadi hotel Preanger tahun 1897. Pada tahun 1920 diubah menjadi Grand Hotel Preanger dan tahun 2014 menjadi Prama Grand Preanger. Wiiii panjang sejarahnya.

Memang sih kelihatan banget klasiknya...begitu naik lobby di lantai dua, kita disambut ruang luas dengan banyak tempat duduk, pajangan unik dan juga ruang makan di ujung lobby. 

 

Nah lucu kan...unik unik...tapi kalau kita lihat memang lobby nya sangat luas, tetapi berkesan kuno juga, maklumlah hotel jaman dulu. So far menarik kok kalau kita duduk duduk sambil melihat seputaran ruangan. 

Eh tentu dong tujuan kita berikutnya kan mau lihat kamar. Yuk......

 




Rasanya standar saja ya seperti hotel lainnya. Bersih dan terawat meski bangunan lama. Kalau terlihat ada kursi santai di pinggir jendela, memang betul ruangan kamar cukup lega. Tetamu bisa menikmati pemandangan sambil duduk di sofa itu. Kalau tidak salah di bawah ada kolam renang, tapi nggak begitu ngeh dengan kolam renang. Maklum acara pokoknya kan kongres, jadi lari lari dari kamr ke ruang kongres, sampai dua hari...wow....bahkan di akhir kongres sampai hampir jam 2 pagi.....ngantuuuk....jadi maaf ya, nggak sempat keliling hotel.





Glek......gagal diet dah kalau sarapannya seperti itu...berapa kalori nimbun di tubuh hehehehh....Tapi spesial di situ libur diet aja yah....yang penting mah seimbang, ada buah, sayur, karbo, karbo, karbo....loh kok....hehehe...tetep enak dan bersyukur...

Nah asik ya di hotel klasik...hayuk hayuk ka Bandung..... eit...ceritanya belum selesai nih. Masak ke Bandung ngumpet di kamar aja. Hayu keluar dong sight seeing....nah kemana nih...hari terakhir dengan seorang rekan, kami menyewa mobil untuk menelusuri seputar Bandung, dan sampailah kami ke Lembang, dengan waktu tempuh sekitar 45 menit karena masih pagi. coba deh cek isi lembang......




Weeeeish...cantik kan pemandangan yang menyambut tamu di Lembang Floating Market...Oh iya kalau ke Lembang pingin nggak sumpek, datangnya jangan week end dan jangan kesiangan. Jam 9 sudah nongrong...jadi pas dibuka kita bisa leluasa masuk tanpa berdesakan. Floating Market yang di Lembang beda dong dengan yang di Thailand. Yang ini lebih teduh karena ada penutup yang membuat suasana tidak panas. Lihat aja si mbak yang jual juga senyum riang. Trus di situ ada juga konter tempat menjual pernik pernik ala Jepang dan Cina. Ada saja. Sebetulnya kalau mau menyusuri seluruh area...waduuh capek banget....Mungkin anak-anak suka tuh soalnya ada kelinci yang lucu lucu, ikan dan yang lain lain deh tapi nggak sempat kejepret.

Dari situ, kami ke tempat lain... Kemana tuh...Farm House dong..Tapiiii berhubung sudah siang, yang namanya pengunjung mak blek blek..sumpek....susah juga mau ambil foto, tapi lumayan nih dapat satu angle...miniatur rumah di Erupa. Cantik yah..


Karena waktu yang mepet mepet keburu siang dan harus balik Bandung, maka jadi nggak punya foto banyak nih. Intinya niatan ke Lembang sejak 2012 kesampaian. Alhamdulillah...yuuuuuk...




SWISS BELHOTEL BANJARMASIN

Woiiii friends, akhirnya nyamper juga di kota Banjarmasin. Setelah sebelumnya di Balikpapan  semalam, akhirnya hari berikutnya terbanglah ke Banjarmasin, ada acara seminar nih. Sampai Banjarmasin sudah lumayan sore, dan langsung menuju hotel Swiss bel yang berada persis di tepi sungan besar. Laah sungai apa sih...kok jadi lupa pelajaran SD tentang sungai di Kalimantan yah..Sungak Barito kale yaa..ya ampuun..memalukan dunia..

Nah ini penampakan depan hotel...sederhana sih, nggak seperti bayangan hotel Swiss grup. Kenapa ya...begitu masuk juga terasa gimana gitu ya...jadi ingat ketika masuk hotel Jayakarta di Jogja, sama kunonya...penasaran banget.

So far, resepsionis  ramah dan santun, ketika butuh angkat koper, bell boy pun sigap membantu. Dibawalah koper dan pemiliknya memasuki lorong panjanaaaaaang ke gedung belakang yang bangunannya lebih baru katanya. sepiii...serem ah..wkwkwk, jadi berfikir kesana kemari.

setelah nemu kamar, lega juga, dan lega lagi setelah masuk di dalamnya. Lumayan luas meski berkesan rada kuno...ah bodo lah...yang penting bisa tidur. Nah kamarnya seperti ini nih.
 Bagus dan cukup luas untuk seorang diri dengan pilihan tempat tidur tunggal..Biasaaa, memang suka satu tempat tidur lebar biar nggak jatuh...

Amenities hotel cukup lengkap, standar hotel bintang empat. Lumayan memenuhi kebutuhan tamu. Tapi ya namanya ada acara tidak sempat berlama-lama di kamar. Sebentar juga keluar keluar cari cari sesuatu.

Wah yang bekin sewot nih, ketika harus makan malam, walah baru nyadar kalau ternyata susah nyari warung..haduuh agak panik juga...untung pas jalan sore, nyadar kalau di sebelah hotel ternyata semacam mall kecil, ada kfc nya, ada makanan standar lah...alhamdulillah lega bisa makan malam hehehe...hiks kok jadi kayak anak kos.


Nah baru hari berikutnya saatnya sarapan. Tengok kiri kanan mana sih restonya...kok sepi, jangan jangan salah ruangan. tanya resepsionis...wealaaah. jebul di bawah...turun tangga dan tempatnya ngak begitu luas ternyata. Tapi lumayan lah ada hiburan musik trasional Banjar. Makanannya...ya biasa hotel..lama-lama kok bosan juga motret, habis sama saja.

yang kena jepret justru sudut di lantai dasar menuju kamar, lumayan anglenya bagus...bunganya asli lagi. Bagus kan ya....hihihi...memuji sendiri

Eh tadi gimana makanannya..
Sebentar..kayaknya nggak menarik...malah punya potret makanan yang dibeli di luar hotel, kayaknya ini yang namnya soto Banjar...wuih enak manis-manis gitu. Selera masakan Banjar kelihatannya cenderung manis ya. Mungkin banyak orang rantau ada di kota ini, dari Jawa, yang memengaruhi selera lidah orang lokal menjadi lidah yang sudah bercampur budaya rasa masakan lainnya


So far cukup menarik di Banjarmasin, tapi ya itu kok posisi hotel Swiss Bel kurang strategis. Kemana mana terasa kurang simpel, atau kotanya sendiri juga tidak terlihat bersih di sekitar sungai. 

Ya udah pengalaman menarik, siapa tahu bisa kembali laghi ke kota ini

See you....









MENARA BIDAKARA .TAK SEBATANG KARA


Dear friends.....kali ini saya berkesempatan menginap di Hotel Bidakara Jakarta, tepatnya disebut Menara Bidakara. Seingat saya sih ada di seputar Pancoran, yang ada tugu selamat datang tuh atau di Gatot Subroto yah di Jakarta selatan... 

Pagi-pagi jam 6 dari Jogja terbang dengan Garuda dan mendarat di terminal 3 trus tergopoh gopoh menuju acara seminar yang diselenggarakan di hotel tersebut. Berhubung datangnya masih pagi, tentu dong belum bisa check in, jadi mau nggak mau travelling bag saya titipkan ke resepsionis yang ramah dan sopan. Kesan pertama masuk hotel...hmmm...lumayan unik, bukan hotel baru sih nampaknya, beberapa interiornya terlihat klasik, tidak banyak kaca-kaca bertaburan seperti hotel-hotel masa kini. Eh ada yang indah indah juga loh di area lobby...

welcome........aku asli loh

Hmm..hotel ini memang termasuk hotel lama, karena dibangun bersamaan dengan bangunan lain dalam kompleks Superblok Bidakara. Pembangunannya setelah masa krismon Indonesia tahun 1998. Wah lama juga ya..Sejarahnya juga cukup unik, rupanya kompleks bangunan tersebut erat kaitannya dengan sejarah Bank Indonesia. Jadi gaes...nama Bidakara sendiri (nyontek info mbah gugel)...singkatan dari Bank Indonesia Dana Pensiun dan Kesejahteraan Karyawan.Nah loo..baru tahu kan...

Sambil berkeliling mencari ruang seminar, beberapa kali mata ini tertuju pada beberapa lorong di lantai dasar...kok seperti bukan hotel saja yah....ada beberapa toko..sepertinya kita dibawa masuk ke pertokoan...tapi tidak begitu banyak jumlahnya. Hanya saja di situ ada pojok makanan, yang tradisional atau western ada, semacam food court gitu ya....trus ada butik atau bistro atau toko lainnya....selidik punya selidik..ini memang namanya Tower Bidakara...eh..pantas saja. Umumnya tower yang berfungsi untuk hotel da perkantoran memang seperti itu, maunya memudahkan karyawan kantor dan tamu hotel dalam memenuhi kebutuhan dadakan. 

Ruang ballroomnya memang mewah, luas, berkarpet merah...tapi mau ambil ambil gambar, banyak banget orang lalu lalang...jadi kurang nyaman...sebagai gantinya, tengok kamarnya saja yuk...pasti seru..


Begitu masuk, woiiii..nyaman..ada kursi dan meja buat kerja, ada sofa buat nyantai lihat pemandangan Jakarta....pokoknya asik..eh ini yang ruang apa ya..deluxe mungkin yah...saya pilih satu ranjang besar, karena memang menginap sendiri...saya nggak begitu suka twin sharing..takut jatuh hehehe....soalnya kan kecil ya..padahal suka penthalitan kalau tidur...



Wiih, tempat tidur nan empuk....uenak rek..tidur nyenyak sepanjang malam...tapi berhubung saya wong ndeso...soriiii...gak pake AC alias dimatikan wkwkwk... lah kalau nyala bisa mangsuk angin repot nanti.

Nah yang ini soal makanannya, eh makan paginya....tempat makannya cukup luas ada yang letaknya di bagian bawah juga...cukuplah terjaga privasi kita. Siapa tahu sambil tidur tidur gitu hahaha.....

Makan pagi lengkaaaap banget dan pastinya enak-enak dong...tapiii tetep saja sebagai wong ndeso dan sok diet, nggak berani makan macam macam... cukup yang ini saja 


Haaaaaah...!!! itu sih bukan cukup....maruuuk....hitung tuh berapa jumlah sosisnya, kentang, omelet....heleh...sok diet ah...emang habis apa....

Betewe, seru kok menginap di tower Bidakara Pancoran, coba deh...harga kamarnya masih seputar normal untuk sekelas deluxe meski di Jakarta loh....oke deh selamat mencoba ya....bye dulu....

GRAND DAFAM ROHAN nan Syar'i

Dear friends....sebagai orang Jogja kalau nginep di hotel kota sendiri agak aneh yah....tapi sebagai pengelola lembaga, sebetulnya sudah beberapa kali punya kesempatan menyelenggarakan workshop dan nginep di sebuah hotal yang lumayan baru di Jogja, namanya Grand Dafam Rohan. Tetapi baru kali ini mendapat kesempatan betul betul mencoba kamarnya. Kebetulan dapat di lantai 5 , lantai dengan balkon unik yang langsung menghadap jalan raya dan JEC (Jogja Expo Center). 

Dari sini banyak sekali yang bisa dilihat, terutama malam hari karena hotel ini terletak di tepi jalan raya. Kendaraan lalau lalang dan kita dapat juga melihat keramaian di gedung Jogja Expo Center jika pas ada event tertentu. Ternyata Jogja ramai loh...

Nah sebetulnya ada yang unik juga dari hotel ini...apa hayoo...ada replika Tugu Jogja friends....Jadi bagi yang sedang mampir di Jogja nggak harus mejeng mejeng di tugu putih kalau males jalan. Cukup membidik lensa di depan pelataran hotel Dafam, jadilah berposes di depan tugu. Ada juga beberapa sudut hotel yang dijadikan booth atau area selfie. Pemilik hotel memang tahu persis dengan tamu tamu yang hobi banget foto ria....nah ingin tahu kayak apa yah tugunya...cekidot....


dari lantai 5

Nah tuh sebelah kiri..keren juga kan..eh tergantung pengambil gambar ding hehehe...yang jelas, kalau cuaca terang malam hari, bisa mejeng di situ sampai puas..

Selain tugu, ada juga loh lainnya yang unik di hotel ini,  bertenggernya kendaraan kuno di areal lobby (hiks sayang nggak motret yah)...belum sempat...lewat melulu......kapan kapan difoto deh...mungkin bagi para penggemar kendaraan kuno akan sangat menyukai area ini 

Nah, sebagai hotel, yang menarik ditengok kamarnya dong....di lantai 5, saya dapat kamar deluxe dengan dua kamar tidur karena kebetulan saya menginap berdua. mau lihat seperti apa sih...nih..




Mungkin kamar ya standar lah ya...cuma ada yang berbeda dengan lorong lorong sepanjang kamar. Ada beberapa lukisan pemandangan seperti ini

Hmm..bukan lukisannya yang jelak, tapi si pemotret ambil gambar sambil jalan...yaaaaah..parah....tapi ya nggak apa lah...cuma mau menunjukkan uniknya hotel karena ada lukisan berjejer di lorong kamar. Bisa jadi supaya orang tidak bosan lewat lorong-lorong yang sama....eh supaya tidak tersesat juga dong hehehe..

Emmm...kamar sudah, areal pelataran sudah..lah apa lagi....eh iya tentu dong yang satu ini tidak boleh ketinggalan. Makaaaaaan...

Mungkin yang paling heboh adalah sarapan paginya....seluruh ruang makan GRANDIA terisi penuh aneka makanan, dari makanan tradisional, western, sampai oriental. Komplit dengan jajanan tradisional. Dan tentu saja HALAL Sis.....Hotel ini dirancang dengan konsep Syariah....so....tentu saja tamunya mesti syar'i. Yang sangat menonjol adalah masjid unik di dalam hotel di lantai dasar. Cukup menampung beberapa puluh orang. Jadi nggak usah repot jika mau sholat ketika ada meeting. Eh...kok jadi kesini sih. Tadi kan bicara makanan yah... cek nih di bawah

 


Weleeeeh....enak enak toh....kayaknya itu ayam tepung krispi, plus sambal kecap dan saus tomat. Trus sebelahnya nggak kalah enaaak, pencuci perut, eh pencucui mulut..puding bertopping strawberry...ya ampun..enak abis.....

lah...lah...sebelah ini apalagi, salad woiiii...hidangan pembuka yang yummi...sehat lagi..pokoknya kalian nggak nyesel sarapan di sini gaes...nggak nyesel juga kalau menyelenggarakan meeting atau workshop di sini. Banyak ruang meeting besar dan kecil di lantai 1, 2 dan bahkan ada juga yang di top roof lengkap dengan mushala dan ruang makan di area terbuka. Keren bro...yuk jangan lupa ya....jika mampir Jogja..mampirlah ke Dafam Rohan dijamin pingin balik deh. bye dulu yah..


GAIA yang gaya....

Hotel memang menjadi salah satu alternatif tempat pertemuan yang praktis dan tidak merepotkan. Bagaimana tidak, cukup dengan membayar jumlah pax yang diinginkan kita tinggal duduk manis menikmati fasilitas termasuk hidangan selama pertemuan berlangsung. 

Adalah hotel GAIA COSMO yang terhitung hotel yang belum terlalu lama dibangun di kawasan Timoho Jogjakarta, berdekatan dengan kompleks perkantoran Walikota. Posisinya berada di Jogja timur, strategis karena dapat menjangkau berbagai fasilitas publik, termasuk tidak jauh dari bandara dan stasiun kereta api.

Gaya memang, dengan nuansa gotik, dan menjadi hotel budget yang cukup unik. Harga juga standar pada umumnya hotel bintang empat. Pertemuan dua hari rupanya tak menyisakan waktu buat saya untuk memotret dalam kamar, alhasil seputar outdoor dan momen sarapan pagi dan hidangan meeting saja yang terekpos. 

Salah satu sudut kamar...meja untuk kerja
Kebetulan pas hari menginap hujan turun cukup deras, akibatnya jalan menuju kamar yang berada di dekat luar gedung menjadi basah kena percikan hujan...Nah jadi dingiiiiiiin deh...


Tapi makanan sepanjang pertemuan maupun pada saat pagi hari cukup menghibur...setidaknya tempat sarapannya bisa memilih di bawah atau di lantai dua. cekidot hidangannya.....cukup menarik kan ya...dan lumayan enak kok...yuuuk dicoba...