Melanjutkan penjelajahan kota Medan, destinasi berikutnya adalah tempat wisata yang sudah terkenal seantero dunia. Kema lagi jika bukan ke Danau Toba dan sekitarnya. Perjalanan ke Danau Toba menggunakan bis karena perginya juga berombongan dan bus meninggalkan kota Medan menjelang sore. Perkiraan waktunya 5 jam, karena jarak yang ditempuh sekitar 170 kilometer dari kota Medan. prediksi sampai Danau Toba sekitar jam tujuh atau delapan malam. Perjalanan sore hari begitu cerah, menyusuri jalan beraspal dan luas, di kiri kanan banyak terdapat hutan tanaman perkebunan seperti karet dan pemukiman penduduk di sekitarnya. Danau Toba terletak di kabupaten Simalungun, dan kota terdekat di sana adalah Parapat.
Sore itu hujan di beberapa tempat turun menyebabkan beberapa ruas jalan menjadi becek. Menjelang masuk kota Parapat, jalan mulai berkolek, kecil, dan banyak jalan berlubang. Berhubung malam hari, tidak banyak hal yang dapat dilihat. Tahu tahu sudah sampai di jalan pinggir danau Toba. waktu menunjukkan jam 8 malam. Sebentar kemudian setelah mengitari jalan danau, turunlah rombongan di Hotel INNA PARAPAT. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan setelah menunggu beberapa lama, barulah masuk kamar. wooooi.....ini resort di pinggir danau, jadi bukan seperti hotel di kota. Bentuk bangunan seperti bungalow, jalan naik turun...weh gempor juga....tapi kamarnya lumayan lah...seperti rumah kopel kecil. Lengkap dengan ruang tamu, kamar besar dan kamar mandi.
Ruang tamunya tidak besar sih dan sebenarnya digunakan untuk dua kamar. Mana sempat duduk duduk di kursi tamu, karena acaranya sangat padat dari waktu ke waktu. Alhasil ruang tamu dan kamar jadi lebih sering nganggur.
Kamar terhitung sederhana, pintunya saja pakai kunci biasa...kunci sederhana. Di dalam kamar masih ada ruangan untuk duduk duduk seperti di kamar suite...tapi ya lagi lagi tidak menjadi fokus penting dalam perjalanan.
Mungkin yang menarik dan unik justru pengalaman yang sedikit horor. Ketika sedang santap malam di ruang makan, kursi makan yang diduduki ada yang seperti digoyang goyang cukup keras, padahal tidak ada sesuatu. Hiiiii.....
Pagi sekali setelah subuh, coba melihat seputar hotel...wuih ternyata terletak di pinggir danau Toba yang indah dan melegenda. Pagi itu gerimis, untung bawa payung jadi bisa sambil jalan-jalan seputar pelataran tepi danay
Sejak lepas subuh, pemandangan elok terpapar di sepanjang danau. Kerlip kerlip lampu sisa pancar semalam memang masih sesekali nampak dan makin lama menghilang seiring meruaknya pagi. Gerimis mulai menyusuri sepanjang bibir danau yang berpasir putih di belakang hotel. Payungpun menjadi andalan teman jalan jalan menyusuri sepanjang area pinggir danau dan taman sekitar hotel.
Perjalanan belum selesai di danau Toba, pagi itu, masih ada perjalanan menyebrang ke pulau Samosir dengan kapal. Pulau Samosir ini berada di tengah-tengah danau Toba yang dulunya adalah kaldera besar yang tercipta karena ledakan besar. Perjalanan ditemph sekitar 40 menitan, dan merapat di dermaga desa Tomok.
Begitu masuk dermaga, serasa ada nuansa magis menyergap, apalagi ketika masuk ke desa Tomok, melihat tari Sigale gale, kok jadi ngeri ya...tapi kemudian hati menjadi lega melihat banyak orang berdagang aneka barang khas suku Batak. Banyak juga barang lain yang berasal dari luar daerah, jadi memang harus tanya sana sini mana yang merupakan khas dari Sumatera Utara. Menjelang sore, kapal kembali menyeberang ke hotel. Dan esok paginya kembali ke Medan. Sungguh perjalanan yang unik dan menyenangkan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar