Recall.....INNA GRAND BALI BEACH SANUR

Ini yang namanya dibuang sayang...informasi yang mungkin bagi sebagian orang penting..ini tentang kunjungan saya dulu di Bali, beberapa tahun silam dan menginap di Inna Grand Bali Beach Sanur. 

Hotel yang terbilang megah dan room rate yang cukup tinggi. Menurut berita hotel ini pernah mengalami kebakaran namun berhasil direnovasi. Hotel bintang lima ini terletak di Jalan Hang Tuah- Sanur Bali (thanks kredit foto dari google...)

Kamar-kamarnya bagus, luas dan tentu saja menyajikan kenyamanan. Saya hanya punya beberapa foto dan sayangnya tidak ada satupun dokumentasi makanan. Yang saya ingat makanannya tidak ada yang tidak enak. 
 Setiap pagi sekali selalu ada peluang untuk jalan jalan di pantai pasir putih di belakang hotel, yang masih merupakan bagian dari pantai Sanur. Disitu ditemui banyak orang lalu lalang menunggu matahari terbit.

So, bagi yang mau mencoba sensasi pantai Sanur bisa mampir ke sini....

Suddenly.....THE SUNSET BALI HOTEL

Tidak ada yang mengira kalau saya tiba tiba "harus" bermalam di hotel The Sunset Bali Hotel Legian di Bali. Kedatangan saya ke Bali awal Desember 2015 untuk menghadiri pertemuan asosiasi benar benar tanpa planning lengkap seperti yang biasa saya lakukan. Saya cuma punya tiket pesawat pp dan sedikit uang saku. Hotel ? No way...no money...(hmm...jujur banget)

Kejutan datang sehari sebelum berangkat. Sahabat saya yang sudah datang duluan di Bali tiba tiba menawari untuk bermalam di hotel tempat dia menginap. Dan tiba tiba pula datang tawaran dari "guru" saya dan beliau mempersilahkan saya menempati salah satu kamar di hotel tersebut. Subhanallah...pada saat sempit, datanglah pertolongan. 

Singkat cerita...wuzz...saya datang ke hotel itu pada jam 10 malam, berombongan dan disambut resepsionis yang remeh temeh (saking ramahnya), dan saya mendapat kamar di lantai 2. Itu foto hotelnya (trims kredit fotonya dari Google). Hotel ini terletak di Jl. Dewi Sri, Kuta, Kabupaten Badung. Telpon (0361) 761910. Jangan keliru dengan hotel lain yanh juga menggunakan nama Sunset, kebetulan ada di jalan yang sama.
Saya tidak langsung tidur tetapi packing dulu karena pagi sekali saya harus ke bandara untuk persiapan terbang ke Bandung. Sambil packing, mata saya menelusuri seluruh kamar. Menarik, bersih, cukup luas, fasilitas lengkap. Joss. Kamar mandi bersih, air mengalir deras, hangat..siip.

Pagi sekali saya sudah bersiap ke bandara dan bekal breakfast sudah disiapkan di meja resepsionis. Ouw, pelayanan yang bagus. Saya tidak sempat lagi berkeliling hotel, karena harus buru buru. Saya merekomendasikan hotel ini sebagai salah satu alternatif pilihan...sampai jumpa Bali...Matur suksma...


PANGERAN sayang ada di Padang

Ini kedua kalinya saya menginap di hotel PANGERAN BEACH di kota Padang. Tahun 2009 sebelum ada gempa bumi di Padang saya menginap disitu ketika ada acara kolokium. Tahun 2015 saya datang lagi untuk acara konferensi dan saya datang berombongan, bukan sedang jadi lone ranger hehe... 

Masih terlihat gagah dan kokoh berdiri di pinggir pantai, tanpa banyak perubahan sejak kunjungan saya 6 tahun lalu. Hotel ini dibangun tahun 2004 dan nampaknya tetap menjadi pilihan tamu untuk menginap karena lokasinya eksotis di pinggir pantai (tepatnya sebenarnya di tepi laut atau Samudera Hindia)...hmm...lalu saya membayangkan bahwa lautnya terhubung jauh sampai India dan Srilangka.

Hotel Pangeran Beach terletak di Jl. H. Juanda 79 Padang, Sumatera Barat, dan telponnya (0751) 7051333. Lokasinya tidak jauh dari pusat keramaian dan memudahkan tamu hotel untuk mengakses berbagai tempat dengan angkot (yang super duper hingar bingar qiqiqi...) atau dengan taksi. Jika ingin mencari masakan Padang, sekitar hotel menyediakan rumah makan padang yang ramai sampai malam. Jika ingin mencari makanan yang istimewa, termasuk bebakaran perlu menuju pusat kota atau ke pinggir pantai. Jika ingin mencari barang kerajinan atau suvenir bisa datang ke toko Silungkang di dekat masjid Nurul Iman jalan Imam Bonjol.  

Hotel Pangeran Beach merupakan hotel bintang empat dengan banyak kamar, juga ada kolam renang dan ruang seminar yang tertata bagus. Ruang lobby cukup luas tapi ada nuansa kuno nya juga, maklum boleh dikatakan ini hotel klasik.  Harga kamar terbilang lumayan agak tinggi tetapi sesuai dengan fasilitas yang ada.

Kamar saya ada di lantai 6, kebetulan saja pemandangan luarnya adalah pemandangan kota dengan pegunungan yang tampak dari kejauhan. Sebenarnya kalau pas dapat kamar yang ada di sisi seberang, pemandangan luarnya adalah pantai dan laut lepas. Tapi no problemo...saya masih bisa ke pantai dengan berjalan kaki ke belakang hotel untuk menikmati keindahannya.

Ini dia "penampakan" kamar saya, fasilitasnya lengkap. Tapi saya sempat agak kecewa karena lemari pakaian yang ada di kamar "salah konstruksi" sehingga tidak dapat menampung banyak pakaian, padahal kapasitas kamar bisa dua orang. Kalau soal kamar mandinya bersih, lengkap dengan fasilitas toiletries, tapi air panasnya lama sekali baru keluar, itupun semprotan showernya kurang jos. Jadi terpaksa menunggu sembari melakukan aktivitas lain.

Soal menu, relatif standar hotel lah, ada menu nasional maupun internasional, tetapi selalu tak ketinggalan ada rendang dan ini rendang asli, enak dan empuk dagingnya, sedaap. 

Foto sebelah adalah aneka menu yang disediakan hotel pada saat makan pagi, makan siang maupun makan
malam. Pagi hari selalu tersedia beberapa macam roti dengan kelengkapannya seperti selai, keju. Buah-buahan selalu tersedia meskipun menghidangkannya terkadang agak lama jika   
tamu hotel sedang penuh. Selain buah, berbagai item salad juga tersedia, sehingga sarapan buah dan salad pun menjadi alternatif yang menyehatkan, apalagi masih ada tambahan jus buah seperti jus jambu atau buah lainnya. 

Empat malam berada di rumah Pangeran, boleh dikatakan memuaskan. Hotel ini bisa menjadi alternatif untuk menginap. Oke Pangeran...see u next time...



Glowing GLOW PENANG

Suatu saat, seorang sahabat mengatakan pada saya, katanya saya itu seperti lone ranger. Saya heran..kok bisa begitu ? Dia bilang saya sering bepergian sendirian saja, menjelajah berbagai tempat mirip polisi hutan yang selalu patroli di film film koboi. Hmm...ada ada saja...

Kali ini saya memang jadi lone ranger ....mau patroli di negri jiran. Apa boleh buat memang harus sendiri. Tujuan saya pergi ke Penang, sebuah pulau besar di ujung semenanjung Malaysia untuk menghadiri sebuah konferensi. Sebelum berangkat saya sudah browsing hotel untuk tempat tinggal nanti. Saya tipikal orang yang suka planning, sehingga jauh-jauh hari sudah mempersiapkan berbagai hal termasuk informasi penting. 

Singkat cerita saya menemukan hotel melalui situs travel, sebuah hotel yang bernama Glow Penang. Berbekal penelusuran melalui Google map, saya putuskan untuk menginap di situ beberapa hari. 

Ketika sampai di bandara Pulau Pinang (sesuai sebutan resminya...atau ada nama lain ya?) hari sudah malam. Karena tidak tahu mau naik kendaraan apa (meski sudah coba cari bis umum), saya cari saja taksi bandara menuju hotel. Rupanya sopir taksi kurang begitu kenal dengan nama hotel yang saya sebut. Aduh gawat...malam malam lagi...namun akhirnya dengan sedikit berputar ketemulah hotel Glow Penang. Sesuai namanya pada malam hari betul betul glowing...pinky bro...plus warna warni di lobby.

Resepsionis berdarah India dengan ramah dan sigap menyapa saya dan membantu untuk cek in. Pada saat cek ini tamu diminta untuk "titip" biaya tak terduga (sekitar seharga kamar semalam) dan akan dikembalikan pada saat cek out. Selain itu sesuai dengan peraturan kota, maka tamu dikenakan pajak kota semalam 2RM. Sambil nunggu layanan saya sempat merasa geli karena melihat lampu berwarna warni di lobby yang tidak begitu terang plus resepsionis yang hitam manis sehingga agak sulit terlihat wajahnya...

Cukup singkat, saya mendapat kamar (single room) dan saya bergegas bersih-bersih terus tidur. Tinggal di hotel ini ternyata menarik, banyak surprise hehe...

Ini dia tampilan depannya (thanks kredit fotonya dari google). Hotel ini terletak di jalan Macalister nomor 101, Georgetown, Penang Malaysia. Telponnya  +60 4-226 0084


Btw...lokasi hotel ini memang di jalan besar yang bernama Macalister..tapi rupanya sopir setempat yang mengantar saya dari bandara tidak paham dengan lokasi ini, dia tahunya di situ bernama Lebuh Siti. Rupanya ini adalah hotel lama yang dirombak dan dibangun kembali. Okelah...yang penting sampai di hotel.

Ada cerita ketika masuk kamar di ujung lorong, ada kejutan kecil menyambut saya. Welcome candy...ooo so sweet (manis beneran) yang diletakkan di atas tempat tidur. Kamar saya tidak luas, namanya juga single room..tapi bersih, privasinya sangat terjaga.

Kamar mandinya juga bersih, moderen dengan fasilitas lengkap. Di dalam kamar juga ada pembuat kopi, teh, ada penunjuk arah kiblat dan lantainya beralas karpet tebal. 
Kasurnya empuk..selimutnya tebal...ac nya mak nyuuus...dan yang paling sip wifi nya super kenceng...jadi nggak usah repot beli paket data kecuali akan banyak mobile. Colokan listriknya tentu saja yang bergaya 3 lubang...haduh saya lupa bawa, untung pada salah satu colokan bisa muat untuk charger batere berlubang dua.


Gambar di samping adalah kamar superior single yang saya tempati selama 3 malam. (kredit foto dari Google). Keren kan ? dan terhitung murah (kalau di kurs sekitar 500 ribuan)
so...bagaimana makanannya ? Ini yang saya tunggu. Sarapan pagi pukul 6 sudah siap di restoran yang terletak bersebelahan dengan kolam renang mungil. 

Menu makannya bermacam macam, dari yang bergaya Melayu, Oriental maupun Western. Saya pilih buah buahan, salad dan sedikit nasi goreng. Plus teh hangat, cukup untuk perut saya yang tidak terbiasa sarapan macam macam. Rasanya enak dan pas di lidah saya. Biasanya makanan Penang bikin pusing karena corak karinya luar biasa, tetapi yang ini tidak menimbulkan persoalan selera.

Foto di sebelah  adalah foto menu makan pagi pada hari berikutnya dengan item yang berbeda tapi sama enaknya. Yang penting buat saya tersedia buah, dan buah yang disediakan mak nyus, padahal juga buah yang biasa kita temukan di Indonesia. Pisang, pepaya, semangka...tapi yang ini suegerrrr polll. Alhamdulillah diberi kemudahan dan kemurahan rasa...

Jadi soal kamar ok, soal makanan ok, ada yang sedikit merepotkan. Tidak semua bis umum (rapid bas) lewat di depan hotel, hanya bis nomor tertentu,  padahal hotel tidak jauh dari terminal bis Komtar (Kompleks Tun Abdul Razak). Jadi untuk lebih enaknya jalan kaki dulu ke terminal bis Komtar sekitar 15 menit dan disana baru ketemu bis semua jurusan. Hmmm...kadang capek juga bolak balik jalan kaki. 

So far...hotel ini bisa menjadi pilihan traveller yang sedang mampir di kawasan Georgetown,  Penang, Malaysia. Thanks Glow Penang....

Inap Sekejab di ZEST HOTEL AIRPORT Jakarta

Pada akhir bulan Agustus 2015, saya harus menjadwalkan menginap transit di Jakarta mengingat jam penerbangan pesawat dari Penang, Malaysia sudah malam. Sebelum ke Malaysia saya sudah sibuk browsing hotel transit yang terdekat dengan bandara Soetta, dan saya menemukan nama Zest Hotel Airport dengan semua informasinya yang menurut saya cukup memadai. 

Pesawat mendarat di bandara Soetta sekitar pukul 22.00 dan setelah urusan bagasi selesai saya kontak hotel minta dijemput. Alhamdulillah penjemput dari hotel keep contact sampai petugasnya sampai di bandara sekitar pukul 23.30. 

Jarak hotel dengan bandara tidak terlalu jauh, sekitar 20 menit, namun lokasinya memang tidak di pinggir jalan besar, tetapi rasanya dekat sekali dengan Hotel Amaris Cengkareng. Alamat hotel ini ada di Jl. Husein Sastranegara Kav 1 jalan tol airport Prof Sedyatmo, Tangerang Banten. Telponnya (021) 22523030. Zest Hotel selain di Jakarta juga banyak ditemukan di kota lain di Indonesia.

Berhubung datang tengah malam, setelah cek-in saya buru buru masuk kamar, bersih-bersih dan tidur karena paginya harus terbang ke Jogja. Pengalaman semalam memberikan beberapa kesan tentang hotel ini.  

Nah itu kamar saya (thanks kredit fotonya dari Google...) Kamarnya tidak begitu luas, tetapi bersih. Berhubung saya sendirian, ukuran kamar itu tetap saja longgar hehe....tapi ada juga rasa sedikit kecewa, air kamar mandi tidak bening...

Saya sengaja pesan kamar tanpa breakfast karena paginya harus cepat cepat ke bandara, tidak sempat santai untuk makan pagi. Meski tanpa makan pagi tidak masalah. Lagian harga kamar sudah muriiih (maksudnya murah banget..di bawah 350 ribu)..

Sambil menunggu diantar ke bandara (nah..ini yang menyenangkan dari Zest Hotel, ada antar jemput gratis jam berapapun...) saya coba jalan jalan seputar hotel. Sebetulnya hotel ini memiliki fasilitas lengkap, ada pertokoan, rumah makan dll tapi saya tidak sempat menikmatinya. Saya hanya melongok beberapa sudut di ruang tunggu dan merasa puas bisa singgah di hotel Zest Airport. So, saya merekomendasikan hotel ini untuk para traveller yang harus transit...sampai jumpa.




Romansa Italia di GINO FERUCI Braga (3-selesai)

Kunjungan ke kawasan Braga menyimpulkan beberapa hal :
1. Kawasan Braga patut dipertimbangkan sebagai tempat kunjungan, sekedar jalan-jalan atau menginap. Harga hotel relatif terjangkau, hanya pajak hotel di situ memang lumayan agak tinggi.
2. Bagi penggemar suasana kafe, kawasan ini sangat cocok...lengkap dengan pernak perniknya termasuk live music.
3. Bagi penggemar kuliner, Braga dapat menjadi referensi tetapi harus cermat memperhitungkan harga jika ingin berhemat.
4. Braga menanwarkan kemudahan jangkauan ke stasiun kereta api maupun ke pusat pertokoan Pasar Baru.

Yoi....sampai jumpa pada catatan perjalanan yang lain...

Romansa Italia di GINO FERUCI Braga (2)

Masih di hari pertama di Bandung, malam tentu tak terlewat...sebenarnya Braga adalah kawasan sibuk, ramai, seru dengan pernak pernik eksotisnya. Cafe-cafe bertebaran, pertokoan ditata menarik, sepanjang jalan Braga yang satu arah itu tidak begitu lebar sehingga lalu lintas cukup padat. 

Mencari makanan cukup mudah, tetapi bagi bukan penggemar cafe perlu sedikit usaha untuk memilih tempat. Saya sengaja ingin pergi ke luar hotel untuk makan malam. Setelah berjalan bolak balik, ternyata rumah makan yang dicari letaknya bersebelahan dengan hotel Gino Feruci. Alamaaak...apa nama rumah makannya ya...lupa, cuma ingat kalau makan malamnya sederhana, ordinary...tapi lumayan enak.

Semangkuk mie bakso...pangsit goreng dan segelas jus strawberry......heneg..... cukup untuk mengisi perut yang sebenarnya tidak begitu lapar karena seharian dipasok berbagai makanan selama pelatihan berlangsung. Setelah menyantap makmal...saya mulai melangkahkan kaki mencari sisi lain di Braga pada malam hari. 

Kaki saya berbelok di sebuah kawasan pertokoan unik...tidak begitu luas tapi penuh barang barang unik yang dijual sepanjang koridor. Sampai di dalam mata saya tertuju pada label kawasan. Oh ini toh yang namanya Braga City Walk...



Di bagian dalam bangunan terdapat foodcourt dengan suasana homy yang menyajikan berbagai menu. Di sekitarnya terdapat outlet berbagai produk. Menurut saya lebih mirip mall tapi kecil. 


Dari salah satu area yang cukup luas, terdengar suara alunan musik jazz dan musik pop dari live music sekumpulan anak muda. Bandung memang tidak sepi seni musik...juga kuliner dengan berjuta rasa.

Tidak lama saya berada di kawasan Braga City Walk, saya bergegas kembali ke hotel dengan jalan kaki karena hujan rintik rintik mulai turun. Saya masuk kamar dan tertidur pulas...


Rupanya cerita berlanjut....
Subuh menguak dan Braga belum juga menggeliat....lampu lampu sisa kesenangan malam sebelumnya masih menyala...


Sebelum mandi pagi saya sengaja merancang ingin melihat Braga pada saat belum banyak kendaraan lewat, terlebih lagi pada akhir pekan..

Kaki saya menyusuri sepanjang jalan Braga, dari ujung ke ujung. Pemandangan sepanjang jalan begitu klasik, dengan kursi kursi taman sepanjang jalan...mirip Eropa...jadi tidak salah ya..Paris van Java ada di sini...


Hari kedua saya di Braga, suntuk dengan aktivitas pelatihan....

Sore hari acara ditutup dan saya cepat cepat bersiap untuk mengakhiri tempo saya di kawasan unik ini. Hujan turun sepanjang siang sore sampai malam hari, dan mengantarkan saya menuju stasiun besar Bandung untuk kembali pulang..

Hatur nuhun Gino, Braga....see you next time...miss u...Alhamdulillah... 



Romansa Italia di GINO FERUCI Braga (1)

Awal bulan November 2015, saya berkesempatan mengunjungi Braga, sebuah kawasan legendaris di kota Bandung. Puluhan kali mengunjungi Bandung, baru kali itu saya bisa berhenti dan bermalam di situ, itupun hanya semalam. Namun semalam di sana meninggalkan  banyak kesan. Agenda utama sebenarnya adalah mengikuti pelatihan selama dua hari, sehingga waktu jalan-jalanpun menjadi terbatas.

Pagi itu saya bergegas menuju tempat pelatihan dari arah Dago, dan mencapai tempat tersebut dengan angkot jurusan stasiun besar Bandung. Angkot di Bandung bagi saya sudah seperti sobat karib, nempel kemana-mana, bagai sandal dan jepitnya hehehe... Turun di perempatan Braga, saya berjalan kurang lebih 100 meter dan sampailah di sebuah hotel mungil namun menarik. Namanya hotel Gino Feruci, hotel unik "berbau" Italia...tetapi tidak ada aroma mafia di situ. Letak hotel ini dekat dengan Braga City Walk dan hotel Aston Braga. Beralamat di Jl. Braga 67 Bandung. Telpon (022) 4200099. Ini dia fotonya (kredit foto dari Google...tq)

Sebagai tamu hotel, saya tentu menikmati berbagai layanan hotel. Gino Feruci mempunyai karyawan karyawati yang super ramah dan sigap melayani. Kamarnya oke meskipun kelas standar. Bersih namun memang tidak begitu luas, tetapi kalau hanya untuk satu orang saja masih bisa berguling guling...ini dia fotonya...(sekali lagi kredit foto dari Google...tq berats)









Pada pagi hari saya sarapan di deRisotto restaurant yang ada di lantai 2 hotel. Sepiring buah-buahan sudah cukup mengenyangkan meskipun sebenanrnya masih banyak menu lain, baik yang khas Bandung atau yang bergaya western. Semuanya enak dan pas di lidah. Bahkan saya lihat ada jamu beras kencur di salah satu sudut buffet...keren...



Nah, makan siang masih di situ juga, kali ini dibuka dengan sepiring buah-buahan beserta saladnya dan sepiring ikan fillet plus jus jambu.....wiiii...tanpa nasi...(kalau nasi difoto mah tidak istimewa, sudah biasa...) Hari itu saya melewatkan jam jam mengasyikkan di ruang pelatihan....


(to be continued)



Langkah awal di akhir tahun

Penghujung tahun ini diniatkan dengan melakukan sesuatu yang ditujukan untuk menyenangkan dan memberi manfaat bagi banyak orang. Meskipun hanya informasi sederhana, namun berharap mendatangkan hal hal yang mengejutkan, luar biasa sekaligus inspirasi yang terus menerus. semoga langkah ringan ini akan makin  diringankan dengan harapan dan doa mulia....